bloggerpenajam | Bismillah. Di era pandemi semacam saat ini, informasi banyak menabur di bermacam platform, termasuk yang sangat gampang yaitu di grup WhatsApp serta Telegram. Sebab sedemikian itu masifnya arus informasi, terkadang kita jadi kurang ingat mencermati etika.
Dalam situasi darurat semacam ini, acapkali di grup WhatsApp malah banyak tertebar informasi yang belum jelas benar serta membuat rasa takut bertambah. Jadi, kita bagaikan angkatan yang lebih melek media, paling tidak dapat berkontribusi mengedarkan energik positif, salah satunya dengan mencermati etika di WhatsApp dikala pandemi COVID- 19, diawali dari diri sendiri.
Seluruh nilai di atas merupakan anjuran. Silakan dicocokkan dengan grup WhatsApp ataupun Telegram anda.
Dalam situasi darurat semacam ini, acapkali di grup WhatsApp malah banyak tertebar informasi yang belum jelas benar serta membuat rasa takut bertambah. Jadi, kita bagaikan angkatan yang lebih melek media, paling tidak dapat berkontribusi mengedarkan energik positif, salah satunya dengan mencermati etika di WhatsApp dikala pandemi COVID- 19, diawali dari diri sendiri.
- Empati. Kita tidak ketahui apakah di grup chat terdapat orang dalam pengawasan( ODP), positif ataupun mereka yang keluarganya meninggal sebab corona. Hendaknya mengurangi berbual, cek chat saat sebelum mengirim catatan.
- Tidak menabur gambar, film serta konten yang lain dalam jumlah banyak, melainkan permintaan anggota. Tidak mengirim banyak tautan informasi yang isinya serupa.
- Hati- hati dengan nomor asing. Lebih hati- hati kepada nomor yang tidak memuat sapaan, terlebih tanpa gambar profil. Segera bertanya, telpon. Bila tidak terdapat jawaban, keluarkan dari grup.
- Cermati basis konten. Ingat, meninggalnya 300 masyarakat Iran, 30 masyarakat Turki, 5 masyarakat Amerika serta Nigeria, 5 masyarakat Bekasi, dampak salah informasi mengenai obat corona. Janganlah menabur konten yang tidak nyata pembuatnya serta sumbernya.
- Tidak melecehkan, menghina SARA, membuat umpatan. Tidak memakai panggilan kampret, kadrun, cebong, serta lain- lain. Kita bisa dijajah 350 tahun oleh corona jika tidak bersatu.
- Jauhi pemakaian emoticon, emoji dalam hal kematian, musibah, musibah alam ataupun berita gelisah yang lain, bagus untuk pengirim catatan ataupun yang merespon.
- Sampaikan bila terdapat informasi berarti terpaut corona dari web sah serta alat andal, ataupun memasok langsung ke sebagian badan grup.
- Informasi yang betul, jujur, cermat akan melawan kita meremehkan corona. Langsung ingatkan siapapun penyebar hoax saat sebelum merebak jauh.
- Tidak screenshot obrolan. Untuk hal ini, coba pelajari pasal 26 bagian 1 UU ITE Nomor 19 atau 2016.
- Seluruh bidang terdapat ahlinya, utamakan tersiar pernyataan dari pakar kesehatan publik, pakar epidemiologi, IDI, para dokter, psikiater, juru rawat, psikolog, media- media yang valid dan situs- situs sah mengenai corona.
- Tidak seluruh catatan hal corona tepat. Lihat di mesin pencarian serta alat sosial, pertanyaan 3- 4 orang orang ataupun mendatangi pengecek fakta di nomor WhatsApp+62 859- 2160- 0500( Masyarakat Anti Fitnah Indonesia atau Mafindo)
Seluruh nilai di atas merupakan anjuran. Silakan dicocokkan dengan grup WhatsApp ataupun Telegram anda.